menengok ke kalender...raut muka gw semakin cemberut....yup...ini tanggal tua sejadi-jadinya....31 Oktober....Jogja terasa begitu panas..sampe-sampe duit di dompet gw ikut menguap....ga mood jadinya buat ngapa-ngapain....Aoi sora kurang semok hari ini (sedang lebih tertarik ma duit saat ini)...bintang buana udah kehilangan magisnya buat membuai gw dari kesembutan ini (membeli lo saat ini sama aja gw ga makan...)...arrgh....bener-bener dah...ribet...sampe pada akhirnya gw tertarik untuk membahas sebuah perspektif yang disebut anti-kemapanan..
anti kemapanan adalah sebuah pola pikir yang non-konsumtif...umumnya bersikap antipati pada instrumen-instrumen kapitalistik...yoi..ketimbang Sophie Martin mendingan Sophie Mblekete(gadis Bantul keturunan Senegal~efek kelaparan=halusinatif + imaginatif~)...Ketimbang Mcdonald mendingan Bakso Cak Nurdin adeknya Cak Norris bintang laga jaman baheula...yang membuat gw bingung,apakah setiap pelaku yang men-tahbiskan diri mereka anti-kemapanan benar-benar bisa memanifestokan itu dalam kehidupan sehari-hari?mari kita telisik lebih jauh...anti-kemapanan tidak bisa diterjemahkan dalam perspektif yang dangkal...dengan tidak memakai baju ber-merk,ga makan di restoran kapitalis..bukan berarti lo itu berhak mengaku anti-kemapanan...anti-kemapanan itu ga semudah itu diinterpretasikan...menjalani hidup anti-kemapanan artinya lo harus siap untuk hidup dalam dunia penuh keterbatasan..dunia dimana lo harus belajar hidup dalam keadaan dimana lo mengisolir hidup lo dari kemajuan jaman...jika di relevansi kan dengan budaya indonesia...kita ini adalah kelas pekerja bung...bangsa yang giat bekerja...dengan tujuan apa?mencari sebuah kemapanan...kemapanan sebuah materi serta ditunjang dengan kematangan pola pikir jelas merupakan hal yang menjadi sarat mutlak ditetapkan oleh orang tua kita,maupun orang tua calon istri kita jika suatu saat kita mau melamar anaknya...terima ga terima itulah budaya yang mengikat kita...budaya yang mewarnai hegemoni hidup kita,termasuk menciptakan sebuah common sense di dalam tatanan masyarakat...lo bisa teriak,Iya,saya anti kemapanan!...coba lo liat jauh ke dalam lemari lo...sedikitnya pasti ada baju ber-merk...entah itu brand olahraga, seperti ADIDAS,NIKE,PUMA dan sebagainya...entah itu POLO,MOOKS,QUICKSILVER...itu artinya lo belum pantas mengaku lo anti-kemapanan...lo belum bisa menanggalkan semua atribut yang mengekang dan dibawa oleh kemajuan jaman...lebih bijak jika lo mengaku bahwa lo adalah pria yang bersikap sederhana...tidak meninggikan apa yang lo punya...dan akan lebih bijak kalo lo merubah sedikit persepsi lo...bukan lo seorang penganut anti-kemapanan,tetapi lo adalah seseorang yang lebih menghargai segala sesuatu dalam hidup..dalam kaitan di sini adalah..bukan mepermasalahkan arti sebuah merk..tapi belajar untuk melihat bahwa barang itu dibeli dari keringat orang tua kita atau bahkan syukur-syukur dari keringat kita sendiri...
mungkin bagi gw sendiri...gw adalah manusia yang bersikap supel...ketimbang berteriak radikal tapi dalam kenyataan kita ga siap...gw ga munafik,gw juga punya barang-barang ber-merk...itu tanda bahwa orang tua gw bekerja untuk membahagiakan anaknya...dan yang bisa gw lakuin adalah menjaga barang tersebut...pada akhir dari semuanya...sebagai orang yang beragama,apa yang dinilai bukan lah dari lo anti-kemapanan atau lo adalah seorang hedonis,,,belum tentu yang anti kemapanan bisa belajar bersyukur ma Tuhan, dan justru kaum Hedonis tau cara berterimakasih ma Tuhan (entah zakat mal atau apa kalo rezekinya lebih )...tapi semua akan dinilai dari apakah lo menjalani perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya atau tidak...
saya bukan seorang anti-kemapanan...saya anti-kelaparan...
arigato....syalala bum bum....